Colloqium CCU with Eva Adams and Ikmi Nur Oktavianti, S.S., M.A
Foto bersama Eva Adams dan Ikmi Nur Oktavianti, S.S., M.A
Cerita ketertarikan Eva Adams asal Hagen-Germany saat memilih kota Yogyakarta khususnya UII sebagai tempat melakukan internship (magang) menjadi pembuka colloqium on Cross Culture Understanding (CCU) bertema ‘Learning English as a Strategic Investment: to what extent should we learn English, yang digelar oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPSB UII, Kamis, 19 Desember 2013 di Auditorium FPSB UII. Selain Eva, PBI juga mengundang salah satu dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Ikmi Nur Oktavianti, S.S., M.A sebagai pemateri.
Dalam paparannya yang berjudul ‘The Importance of English as an International Language’, Eva banyak menyoroti tentang pentingnya belajar Bahasa Inggris. Ada beberapa faktor yang menurutnya membuat belajar Bahasa Inggris sebagai sebuah kebutuhan, seperti mudah untuk dipelajari, banyak publikasi ilmiah yang menggunakan bahasa Inggris, sebagai nilai tambah seseorang, dan juga sebagai bahasa pergaulan di dunia internasional. Melalui Bahasa Inggris, seseorang juga bisa memahami lagu-lagu ataupun film menarik yang banyak memakai Bahasa Inggris, bisa lebih memahami buku ‘asli’ berbahasa Inggris, memahami website berbahasa Inggris, berwisata ke negara lain ataupun menjalin persahabatan (teman baru) dari negara lain.
Namun demikian, penguasaan tatabahasa (grammar) dan penggunaan perbendaharaan kata yang tepat khususnya dalam bidang teknik ataupun akademis menjadi tantangan tersendiri. Solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk menaklukan tantangan tersebut menurutnya adalah dengan praktek, praktek dan praktek. Selain itu, dosen juga diharapakan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu membuat mahasiswa memiliki ide-ide untuk bisa belajar Bahasa Inggris dengan lebih baik. Kepada mahasiswa Eva berpesan agar tidak terlalu bersandar pada dosen, tetapi bisa lebih proaktif dan mandiri dalam belajar Bahasa Inggris.
Sedangkan Ikmi Nur Oktavianti di sesi kedua menyampaikan materi ‘English Learning in Indonesia : Insight from Linguistics’ dengan mengupas perbedaan karakter dan struktur/konstruksi antara Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Ikmi menganjurkan agar mahasiswa tetap belajar Bahasa Inggris dengan tidak meninggalkan Bahasa Indonesia. ‘Ide pengadaan bahasa Inggris lokal (Indonesia) bukanlah sesuatu yang penting. Yang terpenting adalah Bahasa Inggris sebagai pintu untuk menerima informasi perkembangan ilmu bagi rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia yang belajar Bahasa Inggris akan memiliki wawasan yang luas’, ungkapnya.
Colloqium diakhiri dengan penampilan ‘Stand up Comedy’ berbahasa Inggris yang dibawakan oleh Raditya Adi Pramono, S.S., M.Pd.BI (dosen Baru PBI).