PBI UII Selenggarakan Digital Literacy Workshop: Survival Skill for Teens in Digital Era

 Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat serta belum adanya pemahaman terhadap penggunaan teknologi informasi yang tepat guna, maka Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UII mengadakan workshop Digital Literacy dengan topik Survival Skill for Teens in Digital Era. Workshop tersebut diselenggarakan di Laboratorium Bahasa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Senin/ 14 Desember 2015 dan menampilkan Zaka Ahmad (AnInternational Researcher in Education) sebagai pematerinya.

Dalam workshop yang berlangsung dalam suasana serius tapi santai ini, prodi PBI UII mengundang para guru-guru BK (Bimbingan Konseling) yang berasal dari SMA dan SMK di Yogya-Jateng sebagai pesertanya. Ketua panitia penyelenggara workshop, Rizki Farani, S.Pd.,M.Pd menjelaskan bahwa workshop ini diharapkan dapat membekali para guru-guru BK dengan metode-metode dan materi counseling yang dekat dengan gaya dan keseharian siswa di era digital seperti saat ini. 

Dalam sambutannya, Dekan FPSB Dr.rer.nat Arief Fahmie, S.Psi.,M.A. Psikolog menjelaskan pentingnya pemahaman mengenai IPTEKuntuk tidak disalahgunakan. Para generasi muda yang masih relatif naïf dan memiliki rasa ingin tahu yang  besar harus bisa diarahkan untuk mengambil hal-hal positif dari perkembangan IPTEK tersebut. Dalam paparannya, Zaka Ahmad menekankan pentingnya pendekatan yang lebih humanis kepada para siswa. Karena berurusan dengan masalah remaja maka pendekatan dengan metode punishment dirasakan sudah tidak efektif lagi. Dalam paparannya, Zaka Ahmad memberikan contoh beberapa pendekatan yang dianggap tidak lazim. Walaupun pendekatannya tidak lazim namun dari pengalaman menghadapi kenakalan remaja di Indonesia, metode yang tidak lazim seperti inilah yang paling mudah dipahami serta mengena ke siswa. Ada beberapa pendekatan yang disarankan untuk dilakukan oleh para guru-guru BK, yakni: jadilah”dewasa muda” yang simpatik, jangan menghakimi, dan pentingnya penggunaan pengalihan fokus dengan metode yang fun. Namun perlu juga ada kesadaran bersama bahwa apa yang dilakukan oleh guru adalah untuk kebaikan siswa itu sendiri. Guru dalam hal ini harus mau untuk mendekati siswa secara personal serta menggunakan pendekatan yang simpatik agar siswa mau lebih terbuka. Keterbukaan antara guru dan siswa kelak diharapkan akan memudahkan guru untuk memberikan nasehat terkait permasalahan yang dialami siswa. Guru perlu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah supaya ada kedekatan emosional antara siswa dan guru. 

Prodi PBI UII dengan ICT in Education sebagai salah satu bidang kajian ilmiah unggulannya berharap bahwa workshop Digital Literacy yang juga merupakan salah satu bentuk pengabdian dan kontribusi prodi pada dunia pendidikan, khususnya di DIY –Jateng, dapat memberikan wawasan bagi guru-guru/ para pendidik di jenjang sekolah menengah atas sebagai ‘orang tua’ yang akan menyertai dan membimbing generasi digital native di sekolahnya masing –masing.

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.