Regulasi Diri dan Kesadaran Belajar: Menemukan Ketenangan di Tengah Perjuangan

by Rizki Farani

The Science of Learning Transfer – Self-Regulated Learning

Illustration Self regulated learning

Kesadaran belajar merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan apa pun dalam kehidupan. Tanpa kesadaran terhadap proses belajar, kita mudah melupakan siapa diri kita, apa yang kita butuhkan, dan apa yang ingin kita tuju. Kehidupan modern yang serba cepat menuntut kita untuk terus melangkah tanpa henti, hingga kadang kita lupa berhenti sejenak untuk merefleksikan perjalanan belajar yang telah kita jalani.

Dalam konteks pendidikan, kesadaran belajar erat kaitannya dengan konsep self-regulated learning oleh Zimmerman (2002). Konsep ini menjelaskan bagaimana seseorang secara sadar mengelola pikiran, emosi, dan tindakannya agar proses belajar berjalan efektif. Regulasi diri membantu seseorang mengubah kemampuan mental menjadi keterampilan akademik melalui perencanaan yang terarah dan pemantauan yang berkesinambungan (Zimmerman, 2002). Dalam praktiknya, kesadaran belajar menumbuhkan nilai-nilai juang dan keistiqamahan.

Kesadaran belajar dalam perspektif Islam juga berakar pada niat dan refleksi diri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hashr [59]:18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”

Ayat ini menegaskan pentingnya refleksi dan kesadaran atas setiap amal dan proses hidup. Dalam konteks belajar, hal ini berarti mengenali keterampilan apa yang kita butuhkan, menetapkan tujuan yang jelas, dan menata langkah untuk mencapainya.

Menurut Zimmerman (2002), tahap awal self-regulated learning disebut forethought phase (tahap perencanaan dan penetapan tujuan). Perencanaan strategis membantu kita menjalani proses belajar dengan sistematis hingga mencapai performance phase (tahap pelaksanaan dan pemantauan strategi belajar). Proses belajar memerlukan monitoring agar kita tetap konsisten dengan rencana, sekaligus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tantangan baru.

Namun, tidak semua rencana berjalan sesuai harapan. Pada titik inilah kesabaran dan komitmen kita diuji — apakah kita mampu bertahan dan terus berjuang?

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2]:286:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Ayat ini menenangkan hati bahwa setiap manusia memiliki proses belajarnya masing-masing. Hidup terasa berat bukan karena kita lemah, melainkan karena kita sedang belajar menemukan strategi terbaik untuk menjalaninya.

Kita butuh waktu untuk mengurai masalah, mengenali akar persoalan, dan jujur pada diri sendiri tentang siapa kita serta apa yang kita butuhkan. Buatlah catatan pencapaian kecil untuk mendukung tujuan besar, dan jangan lupa memberikan apresiasi pada diri sendiri atas setiap langkah yang sudah dijalani.

Ketika beban terasa berat, jangan ragu meminta bantuan orang lain — keluarga, teman, atau ahli. Kita memang tidak bisa bergantung sepenuhnya pada orang lain, tetapi kita juga tidak perlu menghadapi semuanya sendirian.

Tahap terakhir dalam regulasi diri disebut self-reflection phase (tahap refleksi dan evaluasi diri). Di sinilah perjalanan batin dimulai: meninjau apa yang sudah berhasil, apa yang masih perlu diperbaiki, dan mengapa sebagian rencana belum berjalan. Dalam refleksi, kita belajar bersikap netral terhadap diri — tidak menghakimi, tidak menghukum, tetapi memahami.

Refleksi dapat dilakukan dengan berbagai cara: menulis, berdialog dengan orang tepercaya, membuat to-do list, atau sekadar duduk tenang bersama diri sendiri.

Regulasi diri — perencanaan, pemantauan, dan refleksi — bukanlah proses satu kali, melainkan siklus yang terus berulang. Semakin sering kita menjalaninya, semakin dalam pula makna belajar yang kita rasakan.

Mari ucapkan bismillah untuk memulai kembali langkah perjuangan belajar kita — dengan kesadaran, kesabaran, dan keyakinan bahwa setiap proses, sekecil apa pun, bernilai di sisi Allah.

 

Daftar Pustaka 

Nahdlatul Ulama. (n.d.). Al-Hasyr [18]. NU Online Qur’an. https://quran.nu.or.id/al-hasyr/18 

Nahdlatul Ulama. (n.d.). Al-Baqarah [286]. NU Online Qur’an. https://quran.nu.or.id/al-baqarah/286

Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An overview. Theory into Practice, 41(2), 64–70. https://doi.org/10.1207/s15430421tip4102_2 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *