Tiga Mahasiswa PBI UII Lolos Seleksi Kampus Mengajar, Siap Berkontribusi untuk Pendidikan Indonesia

 

Tiga mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Indonesia (PBI UII) berhasil lolos seleksi program Kampus Mengajar angkatan ketiga tahun 2022. Program ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) guna menjembatani mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kampus dan secara langsung terjun untuk berkontribusi ke masyarakat.

 

Ketiga mahasiswa PBI UII angkatan 2019 yang berhasil lolos seleksi Kampus Mengajar dan akan berkontribusi menjadi pendamping para guru dan kepala sekolah selama satu semester adalah Dea Tri Sulistia (SMP Negeri 1 Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat), Jamiatul Arpian (SD Negeri 15 Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat), dan Meliani Anisa (SMP Pandu Nusantara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Selain itu, mereka juga berkesempatan menerapkan kurikulum darurat atau kegiatan tambahan lainnya untuk meningkatkan pembelajaran literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi pendidikan kepada para siswa di sekolah penempatan.

 

Melalui program Kampus Mengajar, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar-mengajar secara langsung di lapangan yang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan, kreativitas dan problem solving mereka. Keikutsertaan mahasiswa dalam program ini dapat dikonversikan kedalam transkrip nilai yang setara dengan 20 SKS. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan biaya hidup dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi yang tidak sedang menerima bantuan lain dari pemerintah.

 

Sebanyak 30.000 mahasiswa yang berhasil lolos program Kampus Mengajar angkatan ketiga direncanakan mulai diberangkatkan ke lokasi pelaksanaan program pada 03-14 Januari 2022 dan akan selesai pada Juli 2022 mendatang. Program ini diharapkan dapat menjadi modal bagi mahasiswa untuk memiliki pola pikir holistik dan kemampuan interpersonal dalam perannya menjadi solusi masalah pendidikan Indonesia. (LA)