DOSEN PBI UII LAKSANAKAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA WISATA BATIK DESA KEBON, BAYAT, KLATEN

Dosen PBI UII, Intan Pradita, S.S., M.Hum dan Ista Maharsi, S.S., M.Hum bersama ibu pengrajin batik Desa Kebon Bayat Klaten

 

Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Ista Maharsi, S.S., M.Hum, Intan Pradita, S.S., M.Hum, dan Adam Anshori, S.S., M.A mengunjungi Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Jawa Tengah, yang merupakan salah satu lokasi tempat KKN UII angkatan 56. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk kegiatan pengabdian masyakarat yang merupakan bagian dari Catur Dharma UII.

Pengabdian masyarakat tersebut dilaksanakan selama dua hari, pada Minggu- Senin, 2-3 Jumadil Akhir 1439H/ 18-19 Februari 2018M. Kegiatan tersebut dibagi dalam 2 sesi dengan 2 tema, yaitu “How to Make Natural Dye Batik” dan “English for Tourism”.

Kegiatan ini disambut baik oleh pemuda Karang Taruna, Ibu- Ibu pengrajin Batik dan pengelola Desa Kebon, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Pihaknya, memberikan apresiasi yang tinggi kepada PBI UII yang telah membagikan ilmunya untuk pengembangan destinasi wisata Batik tersebut, terutama dalam bidang Bahasa Inggris mengingat pemasaran Batik Desa Kebon sudah merambah di kancah Internasional dan banyak menarik minat wisatawan asing.

 

Dosen PBI UII, Adam Anshori, S.S., M.A. bersama Pemuda Pemudi Pelestari Budaya Desa Kebon Bayat Klaten

 

“Kami berterima kasih kepada dosen PBI UII yang telah berbagi pengetahuan kepada kami. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat membantu kami dalam berinteraksi dengan turis mancanegara nantinya karena pemasaran Batik Kebon sudah merambah pasar Internasional, oleh karenanya kami perlu meningkatkan kapasitas dan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dalam bentuk pelatihan bahasa seperti ini. Kami berharap program pelatihan ini akan terus berlanjut” papar ketua kelompok pembatik Desa Kebon.

Pada awalnya, kerajinan batik Desa Kebon didirikan pasca gempa DIY tahun 2006 silam dengan didampingi oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang berkonsentrasi menjalankan program rekonstruksi pasca gempa dan juga pendampingan dari Lembaga International Organization for Migration (IOM). Dengan keunikan proses pembuatannya yaitu menggunakan bahan aneka tumbuh- tumbuhan yang alami, kini Batik Kebon mulai dikenal di pasar International bahkan banyak orang luar negeri yang berkunjung ke Desa Wisata Batik ini untuk membatik dan melihat cara pembuatannya. Usaha batik tersebut juga sudah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dengan harapan generasi- generasi muda juga ikut mengekpresikan kemampuan dirinya untuk membatik, menuangkan ide-ide kreatifnya guna melestarikan bagian dari budaya Nusantara.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.