Mahasiswa PBI UII Tampilkan Budaya Indonesia dengan Menawan Sebelum Berangkat ke Melbourne

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia kembali adakan rangkaian seleksi program Praktek Pengalamanan Lapangan(PPL) Australia 2014. Berbeda dengan proses seleksi pada tahun-tahun sebelumnya, tahap seleksi ‘art performance-unjuk kesenian’ (Kamis, 22 Mei 2014) disajikan lebih unik dengan menggunakan panggung pementasan dengan dekorasi yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia. Semua panitia, dosen, staf dan mahasiswa PBI pun mengenakan busana batik sebagai ungkapan dari apresiasi budaya. Ada sembilan kandidat/mahasiswa yang masih berhak ikut dalam seleksi bertema “Garden Party & Culture Celebrationtersebut.

Kandidat lain sudah tereliminasi dalam tahap seleksi sebelumnya (administrasi, TOEFL, psikotest, wawancara, dan presentasi budaya).

Pada tahap “art Performance” ini, kesembilan kandidat menampilkan beragam kesenian dan kebudayaan asli tanah air dengan sangat menawan, seperti Tari Serampang 12 (Sumatera Utara), Tari Sigeh Pengunten (Lampung), Tari Bajidor Kahot (Jawa Barat), Tari Indang (Sumatera Barat), Tari Jaipong (Jawa Barat), Kesenian Pencak Silat, Kesenian Wayang Kulit, permainan alat musik Angklung, dan beberapa kesenian unik lainnya. Sedangkan dewan juri untuk tahap ini adalah dosen dari PBI UII sendiri, yaitu Raditya Adipramono S.S., M.Pd.BI, Irma Windi Astuti S.S.,M.Hum dan Puji Rahayu S.Pd.,MLST.

Para finalis PPL Australia 2014 yang lolos dalam seleksi ini nantinya masih akan mengikuti beberapa tahapan pelatihan, seperti BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing), keimigrasian dan CCU (Cross Culture Understanding) dan akan dipilih empat kandidat yang akan dibiayai berangkat ke Melbourne, Australia. “Semoga para finalis PPL Australia 2014 tersebut nantinya benar-benar dapat lebih mengenalkan budaya Indonesia dan UII di kancah Internasional. Kemudian untuk tahun depan, siswa/i SMA kelas 3 (XII) yang mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPSB UII melalui jalur Penelusuran Siswa Berprestasi-PSB juga akan mendapat kesempatan yang sama untuk langsung mengikuti proses seleksi PPL Australia ini”, ungkap sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPSB UII, Puji Rahayu, MLST.

Mahasiswa UII Ikuti Pertukaran Pelajar ASEAN ke Jepang

Eratnya hubungan bilateral antara Jepang dengan negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia tidak hanya nampak di bidang ekonomi namun juga di bidang pendidikan. Baru-baru ini, Jepang sedang menggalakkan kunjungan dari para pelajar ASEAN ke negerinya lewat program pertukaran pelajar. Seorang mahasiswa UII atas nama, Ibrahim Malik mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Jepang yang terselenggara atas kerjasama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan JICE (Japan International Cooperation Center).

Bersama 95 orang mahasiswa Indonesia lainnya yang berasal dari berbagai universitas, mahasiswa angkatan 2012 ini memperoleh kesempatan selama 9 hari (21-29 April 2014) untuk belajar tentang perencanaan dan tata kota di Jepang.

Ibrahim Malik mengaku memperoleh informasi tentang adanya program pertukaran pelajar ini dari media jejaring sosial. “Kebetulan saya punya jaringan teman-teman yang aktif mengikuti kegiatan semacam ini. Selanjutnya saya segera mendaftarkan diri, berbekal dengan cv, prestasi, dan kemampuan bahasa asing yang saya kuasai. Alhamdulillah lolos”, ceritanya ketika berkunjung ke Humas UII, Senin (5/5).

Ia juga bercerita sekelumit kegiatan para peserta ketika mengikuti program tersebut. Setelah tiba di Jepang, kegiatan utama yang wajib mereka ikuti adalah kuliah umum tentang perencanaan kota dan tata ruang wilayah Jepang yang diadakan di kampus Tohoku Institute of Technology, Perfektur Miyagi. Dari kuliah tersebut banyak ilmu yang dapat diambil. Salah satunya adalah keteraturan Jepang dalam menata bangunan dan landscape kota-kotanya. “Jepang berhasil menata kota mereka karena rencana tata ruang wilayah benar-benar ditaati dan dilaksanakan”, ujarnya.

Selain mengikuti kegiatan akademis, para peserta juga diajak untuk melihat lebih dekat denyut kehidupan budaya dan masyarakat Jepang secara langsung dengan berkunjung ke kota pusat industri dan pariwisata. Salah satu kunjungan menarik adalah ke kota Fukushima yang dihantam oleh gelombang tsunami beberapa waktu lalu. Rupanya lewat kunjungan tersebut pemerintah Jepang ingin menunjukkan bahwa kotanya telah pulih dan aman. Hal ini sekaligus juga menepis pemberitaan di media massa yang cenderung negatif.

Pasca mengikuti program ini, para peserta kemudian diminta menyampaikan presentasi tentang hasil studi dan kunjungan mereka ke Jepang. “Pada dasarnya Jepang juga ada kelebihan dan kekurangannya. Yang penting adalah jangan hanya terpukau pada segala kemajuannya, namun bagaimana hal positif di sana juga dapat kita tiru di tanah air”, katanya.

Ibrahim Malik berharap semakin banyak mahasiswa UII yang nantinya dapat terlibat dan berbicara dalam berbagai forum di tingkat internasional semacam ini. Menurutnya hal ini bukanlah mustahil karena saat ini banyak mahasiswa UII yang tidak kalah unggul dengan mahasiswa dari kampus ternama lainnya.